Fifo Lifo Average Dalam dunia akuntansi, manajemen persediaan menjadi aspek kritis dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
Persediaan merupakan aset yang penting bagi banyak perusahaan, terutama dalam industri manufaktur dan perdagangan.
Untuk mengelola persediaan dengan efisien, metode penghitungan yang tepat harus dipilih. Tiga metode penghitungan persediaan yang umum digunakan adalah FIFO (First-In, First-Out), LIFO (Last-In, First-Out), dan Average (Rata-rata).
Setiap metode memiliki karakteristiknya sendiri dan pengaruh yang berbeda pada laporan keuangan perusahaan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang ketiga metode tersebut dan penerapannya dalam akuntansi.
1. FIFO (First-In, First-Out)
Metode FIFO didasarkan pada asumsi bahwa persediaan yang pertama masuk adalah yang pertama keluar. Dalam arti lain, barang pertama yang dibeli atau diproduksi akan dijual atau dikonsumsi terlebih dahulu.
Metode ini sering digunakan dalam industri di mana tanggal kedaluwarsa atau kualitas barang penting, seperti makanan atau farmasi.
Dalam metode FIFO, harga beli terbaru digunakan untuk menghitung harga persediaan yang tersisa, sehingga persediaan yang lebih lama cenderung memiliki harga historis yang lebih rendah.
Contoh penerapan FIFO
Misalkan perusahaan membeli 100 unit barang dengan harga $10 per unit pada awal bulan, kemudian membeli 200 unit dengan harga $12 per unit tengah bulan, dan akhir bulan membeli 150 unit dengan harga $15 per unit.
Ketika penjualan dilakukan, metode FIFO akan menghitung harga persediaan berdasarkan harga barang yang pertama dibeli ($10 per unit) hingga persediaan terakhir.
2. LIFO (Last-In, First-Out)
Berbeda dengan FIFO, metode LIFO mengasumsikan bahwa persediaan yang terakhir masuk adalah yang pertama keluar. Dalam konteks LIFO, barang yang baru dibeli atau diproduksi akan dijual atau dikonsumsi terlebih dahulu. Metode ini cenderung menghasilkan harga persediaan yang lebih tinggi untuk laporan keuangan, karena harga barang terakhir akan digunakan untuk menghitung nilai persediaan.
Contoh penerapan LIFO:
Dengan data yang sama seperti contoh sebelumnya, ketika menggunakan metode LIFO, harga persediaan akan dihitung berdasarkan harga barang terakhir yang dibeli ($15 per unit) hingga persediaan terakhir.
3. Average (Rata-rata)
Metode Average menghitung nilai persediaan dengan mengambil rata-rata harga beli selama periode tertentu. Ini mencakup semua pembelian selama periode tersebut dan membaginya dengan total unit yang dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan harga persediaan yang stabil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi harga.
Contoh penerapan Average
Dengan data yang sama seperti contoh sebelumnya, metode Average akan mengambil rata-rata dari harga beli selama periode tersebut, yaitu: (($10 * 100) + ($12 * 200) + ($15 * 150)) / (100 + 200 + 150) = $12.20 per unit.
Baca Juga : Ghost Shopping: Fenomena Aneh di Era Digital
Pengaruh Metode FIFO, LIFO, dan Average pada Laporan Keuangan
Penggunaan metode FIFO, LIFO, atau Average dapat memiliki pengaruh signifikan pada laporan keuangan perusahaan, khususnya pada laporan laba rugi dan neraca.
1.Laporan Laba Rugi
Penggunaan FIFO cenderung menghasilkan laba bruto yang lebih tinggi daripada LIFO, karena harga persediaan yang lebih lama digunakan dalam penghitungan biaya barang yang terjual.
Sebaliknya, LIFO cenderung menghasilkan laba bruto yang lebih rendah, karena harga persediaan yang lebih baru digunakan. Metode Average akan berada di tengah-tengah keduanya.
2. Neraca
Nilai persediaan dalam neraca akan berbeda berdasarkan metode yang digunakan. FIFO cenderung menghasilkan nilai persediaan yang lebih tinggi, sedangkan LIFO lebih rendah. Average, seperti namanya, akan memberikan nilai persediaan yang berada di antara kedua metode lainnya.
Baca Juga : Cara Mencari Aktiva Lancar: Mengelola Keuangan Secara Efektif
Kesimpulan
Fifo Lifo Dalam akuntansi berfungsi sebagai pengelolaan persediaan, pemilihan metode penghitungan yang tepat sangat penting untuk mencerminkan kondisi bisnis dan karakteristik industri perusahaan. FIFO, LIFO, dan Average adalah tiga metode yang umum digunakan dalam akuntansi.
Setiap metode memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri, serta dampak yang berbeda pada laporan keuangan perusahaan.
Penggunaan metode ini akan mempengaruhi penilaian persediaan, laporan laba rugi, dan neraca perusahaan. Oleh karena itu, pemilihan metode yang sesuai harus didasarkan pada kebutuhan dan karakteristik bisnis perusahaan tersebut.