Konsultan Accurate

logo konsultan accurate

Login

May 20, 2024

Rumus Debt to Equity Ratio dan Cara Hitungnya

debt to equity ratio

Berbicara tentang kualitas sebuah perusahaan, maka tidak hanya dinilai dari penjualan ataupun kualitas SDMnya saja, namun juga berdasarkan perspektif keuangan internalnya.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengukur kualitas perusahaan adalah dengan mengukur Debt to Equity atau pengukuran utang terhadap modal.

Debt to Equity Ratio (DER) adalah salah satu rasio keuangan yang penting untuk dipahami oleh para pengusaha dan investor.

Ratio ini memberikan gambaran tentang seberapa besar perusahaan menggunakan utang dibandingkan dengan ekuitasnya untuk mendanai operasional dan investasi.

Baca artikel ini sampai selesai ya untuk memahami fungsi Debt to Equity Ratio yang sesungguhnya!

Pengertian Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio atau DER merupakan rasio utang terhadap ekuitas. Hal ini juga biasa disebut dengan rasio utang modal.

DER juga sering disebut sebagai rasio leverage atau rasio pengungkit yang artinya rasio yang dimanfaatkan untuk mengukur suatu nilai investasi yang ada pada suatu perusahaan.

Oleh karenanya, debt to equity ratio adalah rasio keuangan yang utama yang harus dilakukan dalam suatu perusahaan.

Kenapa? Karena DER digunakan untuk mengukur nilai posisi keuangan perusahaan.

Baca Juga : Cara Mudah Mengetahui IP Address di Komputer Server

Cara Menghitung Debt to Equity Ratio

Untuk melakukan perhitungan DER diperlukan rumus tertentu untuk menghitung Debt to equity ratio , rumusnya adalah:

Rumus Debt to equity ratio = Total hutang ÷ Ekuitas.

Catatannya adalah sebagai berikut :

Hutang atau liabilitas adalah kewajiban yang memang harus dibayar oleh pihak perusahaan secara tunai pada pihak pemberi utang dalam kurun waktu tertentu.

Utang pun terbagi lagi menjadi tiga kategori berdasarkan jangka waktu pelunasannya, yaitu kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan kewajiban lain-lain.

Equity adalah hak milik perusahaan atas suatu aset ataupun aktiva perusahaan yang didalamnya terdapat kekayaan bersih. Ekuitas akan terdiri dari setoran pemiliki perusahaan dan sisa laba ditahan.

Kewajiban lancar atau utang lancar adalah bentuk kewajiban yang lebih bersifat jangka pendeng, dan cenderung masih dianggap suatu hal yang biasa.

Umumnya, utang lancar merupakan utang perusahaan yang lebih menyangkut tentang kegiatan operasional perusahaan dan bersifat jangka pendek, seperti utang pada pihak supplier, membayar gaji, atau utang pembelian suatu alat untuk memenuhi kegiatan produksi.

Kewajiban jangka panjang adalah jenis utang yang termasuk berbahaya dan ada baiknya dihindari oleh pihak perusahaan.

Umumnya, utang jangka panjang memiliki nominal dan bunga yang besar, seperti pinjaman dari bank atau pihak lain.

Saat kewajiban lancar ternyata lebih besar daripada kewajiban panjang, maka hal tersebut masih bisa dianggap wajar.

Tapi jika yang terjadi adalah sebaliknya, makan hal tersebut bisa menjadi tanda perusahaan yang tidak sehat.

Bila kewajiban jangka panjang lebih besar nilainya daripada kewajiban lancar, maka ancaman yang akan terjadi pada perusahaan adalah adanya gangguan likuiditas.

Demikian informasi terkait dengan DER, semoga dapat membantu.

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Scroll to Top